MGZ4MqNcMWt8LGtdNGx9MWAazD8dyTEnBCM9
MASIGNCLEANLITE104

Asal mula terjadinya Tapak Tuan Tapa di Aceh

Puncaklangkisau.com - Belakangan ini ada salah satu objek wisata yang banyak di ekspos oleh para pengguna media sosial baik itu facebook, instagram maupun tiktok. Objek wisata yang lagi ramai dibicarakan tersebut ialah Wisata Tapak Kaki Tuan. Tapak Kaki Tuan Tapa merupakan salah satu destinasi wisata yang sangat populer dan dikenal oleh seluruh lapisan masyarakat terutama di Aceh. Karena di tempat ini terdapat sebuah situs sejarah yaitu tapak kaki raksasa yang berada tepat di pinggir pantai, dan orang lokal mengenal tapak kaki tersebut dengan istilah Tapak Tuan Tapa. Kenapa tapak tuan tapa ? simak kisah berikut ini.

Kisah Tapak Raksasa Tuan Tapa (KTRTT)

Di zaman dahulu hiduplah seorang pertapa sakti bertubuh raksasa yang diceritakan sangat taat kepada Allah. Pertapa tersebut bernama Syech Tuan Tapa. Pada suatu hari, datangklah dua ekor naga yang dikabarkan berasal dari negeri China. Dan dua naga tersebut menemukan seorang bayi terapung di tengah laut. Mereka kemudian menyelamatkan bayi tersebut dan merawatnya hingga tumbuh dewasa. Orangtua bayi tersebut merupakan raja di Kerajaan Asralanoka.

Beberapa tahun kemudian, orangtua bayi atau raja Asralanoka akhirnya mengetahui keberadaan putri kesayangan mereka. Lalu Raja meminta kembali buah hatinya kepada dua naga tersebut. Permintaan itu langsung ditolak mentah-mentah oleh para naga. Kemudian tanpa pikir panjang, raja asralanoka membawa merbut dan membawa kabur putrinya naik ke dalam kapal. Lalu Dua naga sangat marah dan mengejar raja asralanoka hingga terjadi pertempuran sengit di tengah laut.

Hal itu pun menyebabkan persemedian Tuan Tapa terganggu, Tuan Tapa lalu keluar dari gunung tempat ia bertapa dan melangkah ke sebuah gunung. Saat Tua Tapa berdiri di puncak gunung, Ia pun melontarkan tubuh nya ke arena pertempuran. Akibat lontaran Tuan Tapa tersebut berbekaslah jejak kaki seperti yang kita lihat saat ini.
Tapak kaki tuan
Lanjut kecerita,,,

Sesampainya di kapal, Tuan Tapa pun bertarung dengan kedua naga yang sedang marah. Singkat cerita pertarungan tersebut berhasil dimenangkan oleh tuan tapa dan kedua naga tersbut berhasil dibunuh menggunakan tongkat. Setelah kedua naga berhasil dilenyapkan lalu Sang putri kembali ke pelukan orang tua atau raja dan permaisuri kerajaan asralanoka. Setelah kejadian itu raja dan permaisuru tidak kembali lagi ke kerajaan dan mereka memilih menetap di Aceh.

Akibat kejadian tersebut, disekitar lokasi banyak meninggalkan jejak sejarah selain Tapak kaki tuan juga ada makam Tuan Tapa yang etaknya di depan Masjid Tuo di Kelurahan Padang, Kecamatan Tapaktuan. Selain itu tak jauh dari sana juga terdapat batu di tengah laut yang sampai saat ini diyakini sebagai kopiah Tuan Tapa yang sudah menjadi batu.
Share This Article :
50963148598017446